“KESUBURAN
TANAH”
Tanah merupakan faktor
terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu sistem pertanaman, pertumbuhan
suatu jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah tersedianya
unsur hara, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Tanah sebagai medium
pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah secara
alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai medium tumbuh
tanaman.
Pupuk adalah bahan
yang diberikan kedalam tanah atau tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
bagi tanaman dan dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan
biologi tanah. Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan
biologi tanah. Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur,
struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi
tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur hara,
cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan
biologi tanah antara lain meliputi aktivitas mikrobia perombak bahan organik
dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen udara.
Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan
oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air
dan larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan
habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan,
dan/atau diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan/atau
diciptakan oleh pengaruh anasir lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim
dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan tanah tidak dapat
diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir (assessed). Kesuburan
tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang dipanen.
Pengertian Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah adalah
Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup
seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi
tanah (Syarif Effendi, 1995). Menurut Brady, kesuburan tanah adalah kemampuan
tanah untuk menyediakan unsur hara essensial dalam jumlah dan proporsi yang
seimbang untuk pertumbuhan.
Kesuburan tanah juga dapat dilihat dari
daya hasil bahan panen atau produktivitas. Hasil panen besar dengan variasi
musiman kecil menandakan kesuburan tanah tinggi, karena ini berarti tanah dapat
ditanami sepanjang tahun dan setiap kali menghasilkan hasilpanen besar. Hasil
panen besar akan tetapi hanya sekali setahun pada musim baik, menandakan
kesuburan tanah tidak tinggi, karena pada musim yang lain tanah tidak dapat
ditanami. Hal ini antara lain karena kekahatan (deficiency) lengas tanah, atau
sebaliknya karena mengalami tumpat air (waterlogged), kadar garam larut air
meningkat liwat batas, tanah menjadi sulit diolah untuk memperoleh struktur
yang baik (luar biasa liat atau keras sekali) dan sebagainya.
Tanah yang subur
adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam)
melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad
renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi
tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk
pertumbuhan tanaman (Sutejo.M.M, 2002).
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan
fisika, kimia dan biologi tanah sebagai berikut :
- Kesuburan Fisika
Pengaruh struktur dan
tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur
tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman
pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan
struktur tanah yang padat.
Jumlah dan panjang
akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih
banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur
ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah
yang memang tersedia banyak pada tanah remah.
Tekstur tanah
ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan
menurut bagan alir dan di laboratorium dengan menguunakan metode-metode. Metode
tersebut adalah metode pipet atau metode hidrometer (Elisa, 2002). Tekstur
tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa
perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan menguunakan
metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode hidrometer
(Elisa, 2002).
Komponen mineral dalam tanah terdiri
dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut
ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan
Liat, berukuran dibawah 2 mikron. Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses
pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah
bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat.
Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang
tersedia pada tanah berpasir lebih rendah.
- Kesuburan Kimia
Sifat kimia tanah berhubungan erat
dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat
gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat
kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah
ditebarkan ke tanah.
Salah satu sifat kimia
tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada
skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam
larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada
kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion
OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion
OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah
bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan
Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang
lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Menentukan mudah
tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah
diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut
sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. pH tanah juga menunjukkan
keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah asam banyak
ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor,
sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro
menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu
dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat
rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah
yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat
disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah
mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH
yang berbeda.
- Kesuburan Biologi
Sifat biologi tanah meliputi bahan
organik tanah, flora dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting seperti
bakteri, fungi dan Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman
(simbiosa) dan polusi tanah. Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan
keragaman biologi yang tinggi.
Organisme (mikroorganisme) tanah penting
dalam kesuburan tanah karena :
- Berperan dalam siklus energi.
- Berperan dalam siklus hara.
- Berperan dalam pembentukan agregat tanah.
- Menentukan kesehatan tanah (suppressive /
conducive terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah-soil
borne pathogen).
2.2 Indikator Kesuburan Tanah
Penilaian kesuburan tanah berdasarkan
citra tanaman di lapang dapat dilakukan dengan melihat langsung (visual) dari
penampakan pertumbuhan tanaman yang abnormal di lapangan. Kelainan pertumbuhan
ini dapat disebabkan oleh karena kekurangan beberapa unsur hara, dapat juga
disebabkan oleh kelebihan unsur hara (keracunan) dalam tanah. Penggunan alat
penolong berupa gambar (foto) berwarna akan sangat membantu untuk pengenalan
tanaman sehat atau tanaman tersebut terhadap tanaman pengganggu defisiensi
suatu unsur hara. Gejala defisiensi unsur hara dapat berupa :
- Terhambatnya pertumbuhan tanaman
- Kelainan dalam warna daun tanaman, defisiensi N ;
daun kuning membentuk huruf V, defisiensi phospat ditandai dengan daun
kuning keputihan, defisiensi Fe tepi daun berwarna ungu kemerahan.
- Nekrosis (matinya jaringan) misalnya keringnya
pinggiran daun pada tanaman kedelai akibat kekurangan kalium dan yang
terakhir.
- Bentuk yang abnormal dari bagian-bagian tanaman.
Adapun indikator lainnya bisa di lihat
dengan faktor sebagai berikut:
Kapasitas Absorbsi
Kapasitas Absorbsi
dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat/
menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu
terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan
tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi
nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang
biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan
Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
Tingkat Kejenuhan Basa
Peningkatan nilai
persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah
pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal
secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh
nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas
kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.
Kandungan Liat
Kandungan liat,
merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini
(kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga
mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar
yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Namun jika kandungan liat pada
komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun
pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi,
inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga
menyulitkan peredaran air dan udara.
Kandungan Bahan Organik
Kandungan bahan organik yang cukup di
dalam tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak
terlalu ringan dalam pengolahan tanah. Berkaitan dengan pengolahan tanah,
penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada
lengas yang rendah. Di samping itu, penambahan bahan organik akan memperluas
kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan alat-alat dengan baik, tanpa
banyak mengeluarkan energi akibat perubahan kelekatan tanah terhadap alat.
Kandungan BO merupakan
indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan
organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik,
sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu
berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai
ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan
dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari
bahan organik).
Bahan organik
dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang
keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya
bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik
sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air
yang menyebabkan kebusukan akar.
Bahan organik juga dapat merubah sifat
kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang
memang selalu menempel pada bahan organik. Proses dekomposisi akan melepaskan
zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik
menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid.
Bahan organik bisa merubah sifat biologi
tanah dengan meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba
yang meningkat (baik jenis dan jumlahnya) menyebabkan dinamika tanah akan
semakin baik dan menjadi sehat alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi
bermiselia seperti micorhiza, dll) akan meningkatkan kemantapan agregasi
partikel-partikel penyusun tanah.
Bahan organik merupakan salah satu
bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid, dan hanya satu-satunya yang
mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun
biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang dominan
liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat
yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi,
dengan peran dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur.
- Perbaikan Kesuburan Tanah
Winarso (2005) menjelaskan bahwa
pengukuran kualitas tanah merupakan dasar untuk penilaian keberlanjutan
pengelolaan tanah yang dapat diandalkan untuk masa-masa yang akan datang,
karena dapat dipakai sebagai alat untuk menilai pengaruh pengelolaan lahan.
Pada umumnya proses degradasi tanah dalam sistem pertanian dapat disebabkan
oleh erosi, pemadatan, penurunan ketersediaan hara atau penurunan kesuburan,
kehilangan bahan organik tanah dan lain lain.
Urgensi peningkatan kesuburan tanah :
- Perkembangan produksi dan konsumsi kayu.
- Kendala status kesuburan tanah.
- Pertimbangan ekonomis.
- Pendayagunaan tanah bagi usaha tani.
- Pengikisan sub-soil.
- Pencemaran lingkungan.
- Bencana Alam.
Aryantha (2002) menjelaskan ada tiga
konsep untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu yang berwawasan lingkungan atau
berkelanjutan adalah Low External Input Agriculture (LEIA) dan Low Ezternal
Input Sustainable Agriculture (LEISA), dan pertanian modren yang tergantung
dengan bahan kimia adalah High External Input Agriculture (HEIA).
LEIA adalah sistem yang memanfaatkan
sumberdaya lokal yang sangat intensif dengan sedikit atau sama sekali tidak
menggunakan masukan dari luar sehingga tidak terjadi kerusakan sumberdaya alam.
Pendauran hara di dalam usahatani dengan sumber-sumber yang berasal dari luar
usaha tani. Kegiatan ini berguna untuk menambahkan hara kepada tanah dari luar
usaha tani. Bahan-bahan yang digunakan: sampah, kompos, limbah, dll. Pendauran
hara di dalam usaha tani dengan sumber-sumber yang berasal dari usaha tani itu
sendiri. Pendauran ini dapat dilewatkan dengan ternak atau pengembalian
sisa-sisa biomassa hasil panen. Cara ini tidak menambahkan hara kepada tanah,
tetapi hanya mengembalikan hara yang tidak terangkut ke luar bersama dengan
hasil panen.
HEIA adalah sistem pertanian yang
menggunakan masukan dari luar (secara berlebihan). Umumnya berupa bahan-bahan
agrokimia konvensional yang memang disengaja dibuat untuk input produksi.
Sistem ini sangat tergantung senyawa kimia sintetis (pupuk, pestisida, zat pengatur
tumbuh). Dapat berpengaruh buruh pada keseimbangan lingkungan dan kesehatan
manusia.
LEISA adalah Pertanian dengan masukan
rendah tetapi mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam (tanah, air, tumbuhan
dan hewan), manusia (tenaga, pengetahuan dan keterampilan) yang tersedia
ditempat dan layak secara ekonomis, mantap secara ekologis, adil secara sosial
dan sesuai dengan budaya lokal. Ciri-ciri sitem ini (a) berusaha mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya lokal dengan mengkombinasikan berbagai komponen sistem
usahatani (tanaman, hewan, tanah, air, iklim dan manusia) sehingga saling
melengkapi dan memberikan efek sinergi yang luar biasa,(b) berusaha
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal dengan mengkombinasikan berbagai
komponen sistem usahatani (tanaman, hewan, tanah, air, iklim dan manusia)
sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang luar biasa.
Prinsip dasar LEISA adalah menjamin
kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola
bahan organik dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (soil
regenerator), mengoptimalkan ketersediaan dan menyeimbangkan aliran unsur hara,
khususnya melalui penambatan Nitrogen, pendaur ulangan unsur hara dan
pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap,, meminimalkan kerugian sebagai akibat
radiasi matahari, udara dan air dengan pengelolaan iklim mikro, pengelolaan air
dan pengendalian erosi, saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan
sumberdaya genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem pertanian terpadu dengan
tingkat keanekaragaman fungisonal tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar