“DRAINASE DAN IRIGASI”
Dalam pertanian bahwa irigasi dan drainase merupakan suatu sub system
pertanian yang sangat penting. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka
pertanian tidak akan berjalan. Irigasi merupakan proses pemberian air sedangkan
drainase adalah proses pembuangan air.
Ilmu drainase sangat dibutuhkan untuk perbaikan drainase yang telah ada,
karena seperti yang diketahui bahwa beberapa daerah di Indonesia mengalami
kebanjiran salah satu diantara penyebabnya adalah drainase yang kurang baik.
oleh karena itu, sebagai mahasiwa teknik pertanian harus mampu dan memahami
jenis – jenis drainase sehingga mampu menerapkan drainase dengan tepat.
JENIS DRAINASE
JENIS DRAINASE
Drainase
merupakan proses pembuangan air berlebih dari permukaan dan bawah permukaan dan
bawah permukaan.terdapat 2 jenis drainase, yaitu : drainase permukaan dan
drainase bawah permukaan. Drainase permukaan merupakan proses pembuangan air
dari permukaan lahan (FAO) sedangkan drainase bawah permukaan merupakan
pembuangan atau pengontrolan muka air tanah sampai optimal untuk meningkatkan
produksi tanaman (FAO). Drainase permukaan berfungsi untuk menangani air
permukaan, khususnya air yang berasal dari air hujan. Drainase bawah
permukaan berfungsi untuk membuang air dari base course dan air bawah
permukaan, serta menerima dan membuang air dari l lapisan tembus air. (Suripin,
2004)
a.
Land dan smoothing
Land
grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing (Penghalusan
permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin kemiringan yang
berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran
drainase permukaan
Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase
permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%,
dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa
dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih dahulu.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan
secara teliti. ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki
cekungan merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus
dihilangkan dengan bantuan peralatan pengukuran tanah
Pada tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis
melalui
· Saluran/parit (terbuka)
yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow random field drains)
· Dari shallow random field
ditch air di alirkan lateral outlet ditch
· Selanjutnya diteruskan
kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch)
Outlet ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm lebih
dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan
lateral ke saluran pembuangan utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan
erosi, bila tidak memungkinkan harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa
b. Drainase acak (Random Field Drains)
Di bawah
ini merupakan gambar yang menunjukan pengelolaan untuk mengatasi masalah
cekungan dan lubang – lubang tempat berkumpulnya air. Lokasi
dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan.
Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk memudahkan
peralatan traktor pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang
telah dibuat. Erosi yang terjadi pada kondisi lahan seperti diatas, biasanya
tidak menjadi masalah karena kemiringan yang relatif datar. Tanah bekas
penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau lubang – lubang tanah,
untuk mengurangi kedalaman saluran drainase
c.
Drainase Paralel (Parallel Field Drains)
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan kurang
dari 1% – 2 %, system saluran drainase parallel bisa digunakan.
System drainase ini dikenal sebagai system bedengan. Saluran drainase
dibuat secara parallel, kadang kala jarak antara saluran tidak sama. Hal ini
tergantung dari panjang dari barisan saluran drainase untuk jenis tanah pada
lahan tersebut, jarak dan jumlah dari tanah yang harus dipindahkan dalam
pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang maksimum kemiringan lahan
terhadap saluran (200 meter). Keuntungan dari
system saluran drainase parallel, pada lahan terdapat cukup banyak saluran
drainase. Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran drainase
paralel. Jumlah populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan adanya
saluran paralel. Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan smoothing,
hasil produksi akan lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel,
akan menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar
menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan
saluran drainase yang lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka
aliran akan dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding
yang lebar, harus dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada tanah
gambut, saluran drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah
1 meter. Pada daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan
pompa, bangunan pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada
musim hujan.
Pada daerah dataran
tertentu ditemukan sistem khusus dari jarak saluran paralel, 2 saluran
diletakkan secara paralel dengan jarak 5-15 meeter. Tanah galian saluran
diletakkan diantara kedua saluran tersebut, dimanfaatkan sebagai jalan yang
diperlukan pada saat pemeliharaan saluran.
Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk memperbesar dan memperkuat bentuk lubang
Berdasarkan Penampungannya drainase dalam dibagi menjadi 2, yaitu
Singular
Terdiri
dari jajaran pipa – pipa lateral yang ditanam dibawah permukaan tanah dengan
jarak tertentu, air yang keluar dari seluruh pipa lateral ditampung pada
saluran terbuka, selanjutnya disalurkan ke saluran drainase utama
Komposit
Terdiri
dari jajaran pipa – pipa lateral yang ditanam dibawah permukaan tanah dengan
jarak tertentu, air dari seluruh pipa lateral ditampung pada pipa penampung
yang juga ditanam ditanah, antara pipa lateral dengan pipa penampung
dihubungkan dengan sambuangan, selanjutnya disalurkan ke saluran drainase utama
Berdasarkan sistemnya, drainse dalam dibagia menajdi 4, yaitu :
Random system
Sistem
ini digunakan pada lahan yang berombak (Undulating) atau pada lahan dimana
kondisi tanahnya terdiri dari beragam jenis tanah dan pada lahan yang terdapat
area tergenang
Herringbone system
Terdiri
dari pipa saluran drainase lateral yang diletakan secara parallel dan terhubung
dengan pipa utama dengan membuat sudut tertentu, biasanya dari kedua sisi. Pipa
utama atau sub utama diletakkan pada bagian lahan yang rendah atau lahan yang
pada kemiringan lahan yang besar (lembah)
Gridiron System
Terdiri
dari pipa – pipa saluran drainase lateral yang diletakkan secara parallel dan
terhubung dengan pipa utama secara tegak lurus, biasanya dari satu sisi. System
ini sesuai untuk lahan yang rendah yang datar dengan ukuran lahan yang sama
Interception system
System
intersepsi menampung rembesan yang mengalir kelahan yang terletak lebih rendah
(bagian bawah). Pipa intersepsi biasanya diletakkan pada batas atas dan daerah
yang basah yang ditentukan dari hasil pengamatan drainase awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar